SHARING ALKITAB-KISAH-DOA (INDONESIA, ENGLISH-ITALIA); WEREAD

BAPA KAMI - FATHER of ALL MANKIND -

‘DOA BAPA KAMI’

Doa yang Penuh Kuasa

77 x DOA BAPA KAMI Untuk Berakhirnya Pandemi Covid19

DOA BAPA KAMI adalah Doa yang langsung diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri kepada para rasulnya. Karena itu Doa Bapa kami didoakan oleh semua bangsa, malahan setiap suku yang memiliki bahasa daerah yang teratur, ada doa Bapa Kami dan Salam Maria.

BAPA KAMI

Bapa kami yang ada di surga

Dimuliakanlah Nama-Mu

Datanglah kerajaan-Mu

Jadilah kehendak-Mu

Di atas bumi, seperti di dalam surga

Berilah kami rezeki pada hari ini

Dan ampunilah kesalahan kami

Seperti kami pun, mengampuni yang bersalah kepada kami

Dan jangan biarkan kami masuk ke dalam pencobaan

Tetapi bebaskanlah kami, dari yang jahat.

Amin.

OUR FATHER

Our Father, who art in heaven

Hollowed be thy name

Thy Kingdom come

Thy will be done

On earth as it is in Heaven

Give us this day our daily bread

And forgive us our trespasses as we forgive those who trespass agains us

And lead us not into temtation

But deliver us from evil.

Amen.

AMA ALEKOT

Ama alekot Uis Neno Tunan

Haim lomi seke mpules kit

Hit pah lof nem

Hit loim ten jadi

Na noeban nbi naijan nai

Mfe kai mipen mnahat neno-neno

Kaisa ta to’an fun sanat naek

Atoin asusar kai hain

Msao mefefin

O Ama kaisam polin kai

Pada Rabu, 24 Maret 2020, untuk kesekian kalinya sejak awal Maret, Paus Fransiskus berdoa Angelus dari Vatikan tanpa kehadiran umat peziarah karena pandemi Covid19, terutama di Italia yang telah menyebabkan banyak orang terjangkit dan bahkan meninggal. Di akhir Maret 2020, diperkirakan sudah meninggal sekitar 800 orang, termasuk Imam Katolik yang melayani umatnya.

Maka pada Rabu ini, 24 Maret 2020, dari jendela kamarnya pada doa Angelus (12.00 waktu Vatikan), sesuai siaran langsung Vatikan: https://youtu.be/5Yceq8YqYMc Bapa Suci Paus Fransiskus berpesan:

‘Saudara-saudari yang terkasih…………………………………………………………

Bapa Suci mengajak semua orang yang menamai dirinya Kristen, mendoakan ‘Doa Bapa Kami’.

Maka saya teringat beberapa pengalaman kami mendoakan doa Bapa Kami di saat sulit, sakit, diganggu/pencobaan dan datang pertolongan dengan sangat cepat/terjadi mujizat. Memang betul, Doa Bapa Kami, adalah Doa Yang Penuh Kuasa.

Semoga Doa-Doa Bapa Kami yang diucapkan setiap hari akan mendatangkan kesembuhan bagi yang sakit dan Pandemi Covid-19 ini segera berakhir.

Sebelum Bapa Suci mengeluarkan seruan dan ajakan untuk berdoa Bapa Kami bersama seluruh umat Kristiani, saya sempat berpikir dalam renungan pribadi saya, ‘Sebenarnya Covid 19 ini, virus apa ya? Buatan manusia ataukah wabah yang datang dan dibiarkan Tuhan dengan satu tujuan? Lihatlah, sampai Bapa Paus saja terdiam dan hanya mengikuti aturan pemerintah untuk lockdown dan tidak mampu menolong umatnya yang terjangkit virus ini’.

Ketika saya melihat foto Paus berjalan kaki sambil berdoa dan masuk ke beberapa Basilika untuk berdoa bagi seluruh dunia. Dan saya pun berpikir lagi, “Beberapa tahun lalu, ketika dunia mulai penuh bom bunuh diri ISIS, satu keputusan hebat Paus adalah menetapkan ‘Tahun Jubelium Kerahiman’ Yakni Tahun di mana kita percaya bahwa di dunia yang penuh penderitaan akibat kebencian antar Ras dan Agama, Belas kasihan dan Kerahiman Allah lewat Darah Termulia Yesus Kristus, akan meredam kejahatan itu dan mendamaikan yang bermusuhan, melindungi umat yang tidak bersalah. Saat itu, mulai akhir Desember 2015-November 2016, seluruh umat Kristiani, khususnya umat Katolik, diajak untuk berziarah ke Katedral dan Basilika untuk masuk melalui ‘Pintu Kerahiman’ dan mendapat ‘pengampunan dosa/indulgensi genap’. Maka dunia pun damai. Kita tunggu saja, seruan dari Bapa Suci lagi untuk Pandemi Covid 19 ini.”

Eh, hanya dalam beberapa hari Tuhan menjawab penantian saya, “Bapa Suci Fransiskus, menyerukan agar semua berdoa Bapa Kami! Ini sangat inspiratif. Dan secara pribadi, saya merasa, inilah yang saat ini harus kita lakukan, ‘Berdoa Bapa Kami’ agar Covid 19 berakhir dengan baik dan cepat!

Tahun lalu, ketika berada di Sydney, di awal Agustus, saya mengikuti sebuah Misa yang dinamakan, ‘CONSECRATTION and FEAST DAY of ‘FATHER OF ALL MANKIND”

Saya ingat menemukan flyer ini dalam Misa harian di akhir Juli 2019, di Gereja St Thomas Aquino, Spring Wood. Gereja di mana kami berdua Roga bersama papa Costandy-mama Barbara misa setiap hari Minggu dan Misa harian setiap pagi jam 9.45 waktu Australia. Di gereja ini pula kami bertemu bapak-ibu se-Paroki yang baik dan teman-teman komunitas DOJCC Bluemountains.

Ketika menemukan flyer pengumuman yang saya foto di atas, saya cocokkan dengan sebuah buku yang Januari lalu (2019) saya dapat dari suster Iris di Biara St Bridget Renon-Denpasar, Bali. Buku yang sama judulnya dengan Judul Flyer ini, saya buka dan baca dan saya menemukan satu hal lagi yang bikin takjub, yakni bentuk Rosarionya!!!

Wow, ternyata Tuhan memberi info tentang ‘Father of All Mankind’ kepada saya satu persatu…karena, saya sudah memiliki Rosario itu sejak tahun 2016, sebelum saya mengikuti ziarah WYDKarkow2016. sekitar bulan Maret 2016, sepasang suami istri masuk ke ruang Adorasi dan menyumbangkan banyak Rosario dan buku doa, mereka berdua datang dari Polandia, mereka sedang berkeliling ke negara-negara dalam rangka memperkenalkan WYDKrakow2016.

Di antara Rosario itu saya pilih Rosario di atas, karena warnanya pink dan kayaknya bisa dipakai sebagai kalung biasa, itu dua hal menarik yang membuat saya memilih Rosario itu.

Ketika mengalungkan Rosario itu, saya bertanya dalam hati, ‘Gimana pakai doanya ya?’ Setelah saya hitung jumlahnya sesuai bentuk Rosarionya, 8x8+7+5+1=77, akhirnya saya mendoakan Doa Bapa Kami dengan Rosario ini, sebanyak 77 kali.

Saya merasakan pertolongan Tuhan yang datang dengan begitu cepat ketika saya menolong teman yang anaknya kecelakaan dan beberapa hal dan membuat saya makin mantaph untuk mendoakan 77X Bapa Kami dengan Rosario ini ketika saya, teman atau keluarga sedang masalah-masalah yang berat.

Setelah membaca buku ini dan saat mengikuti Misa Consecration and Feast Day of ‘FATHER OF ALL MANKIND,’ baru saya tahu cara menggunakan Rosario ini. Berbeda, karena tidak semuanya ‘Bapa Kami’ tapi saya percaya, dalam ketidak mengertian saya justru inspirasi itu datang agar saya bisa mengulang-ulang doa ‘Bapa Kami’, doa yang penuh kuasa ini.

Saya akan memaparkan aturan mendoakannya, masih asli dalam bahasa Inggris. Bahasa Indonesianya, seteah ini ya…
oiyaa... satu hal saya lupa, saya nekat mengikuti misa ini sendirian, dalam artian, tanpa teman-teman yang lain, karena ketika saya tahu bahwa DOJCC Blue Mountain tetap ada Gathering di Hari Minggu itu, pada Jumat sebelumnya, saya sudah sempat membatalkan niat untuk ke Concord ikut Misa itu, tetapi pada Sabtu pagi-pagi buta, saya bermimpi, melihat wajah papa saya, Bapa Kobus Baria. Wajahnya muncul di langit biru. beliau panggil nama saya dan memberi semangat kepada saya untuk bangun dan pergi. jangan hanya di rumah. Akhirnya, pagi itu setelah Misa harian, saya telpon salah satu Panitia Penyelenggara Misa Consecration and Feast Day of ‘FATHER OF ALL MANKIND’, dan salah satu diantaranya, Patricia, janji untuk menjemput saya di Stasiun Concord. Puji Tuhan, setelah Misa itu, saya dapat informasi mengenai Vigil 4 hari di Katedral St Mary Sydney dan dari sana saya diberikan informasi tentang Adorasi Abadi St Joachim Lidcombe-Sydney.
Dalam sebuah pesannya, sewaktu masih jadi Paus, St Yohanes Paulus II, pernah meminta kepada para ayah, agar menjadi pribadi di mana anak-anak mereka bisa melihat kebaikan Allah Bapa. So, saya yakin, papa saya sudah bahagia di surga dan Allah Bapa telah mengutusnya untuk datang dalam mimpi saya, sehingga saya tetap datang dalam Misa itu, di mana saya ikut mengucapkan Doa konsekrasi kepada Allah Bapa, seperti yang akan saya bagikan di sini.

ini beberapa Foto saya ketika mengikuti Misa itu

The Daily Chaplet
Holy Octave of Consecration To GOD Our Father
(A Chaplet may be used)

Mulai dari medalinya:

Dengan memegang medali ini, kita doakan doa Pembukaan dimulai dengan ‘Tanda Salib”

Prayer on the Medal

In the Name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit. Amen.

Dearest God our Father, I humbly ask that on my journey home to you, Your Holy Angels protect and guide me; that your Blessed Saints in Heaven intercede for me, and that your Suffering Souls in Purgatory pray for me, as I pray for them now. Amen.

Setelah medali, ada 5 butir Rosario, butir pertama yang berwarna kuning, biasanya saya tetap doakan ‘Bapa Kami’ lalu dilanjutkan ke tiga butir di tengahnya. Butir tengah pertama, kita ucapkan Doa Salam Maria, butir tengah ke-2, dibacakan doa kepada Pribadi Yesus; butir tengah ke-3, kita bacakan doa kepada Allah Roh Kudus, seperti di bawah ini.

On the three gold beads:

Bead 1:
Hail Mary, full of Grace, the Lord is with Thee. Blessed art Thou among women and blessed the Fruit of Thy Whom, Jesus.
Holy Mary, Mother of God. Pray for us sinners. Now, and at the hour oh our death, Amen.

Bead 2:
Jesus, my God and my Savior, You loved me so much. You died for me on the Cross, so that I, too, could return to our Father in Heaven. You are the Way, the Truth, and the Life. Through Your Holy Eucharist, please sustain me and be present with me always on my journey home. Amen.

Beads 3:
Holy Spirit, my God and my Sanctifier, Jesus sent you to me for my journey back home to the Father. Please purify and refine me. Fill me with your Divine Light and Love so that the Presence of God may dwell with me and in me. Amen.

Seperti menggunakan Rosario biasa, saat ini kita akan masuk ke butir-butir lingkaran Rosario, dengan delapan butir tiap bagian dan delapan bagian/peristiwa. Tiap peristiwa, kita akan membaca peristiwa/judul, Doa Bapa Kami (1X), dilanjutkan dengan persembahan diri kepada Allah Bapa. Kata yang sama untuk delapan butir adalah, ‘………… I love You, and I give myself to You!’. Nah, di sini saya ajak untuk mempersembahkan bukan hanya diri kita sendiri, tapi juga keluarga, teman, orang yang mesti kita doakan, dll; Jadi setiap peristiwa, kita bisa persembahkan orang yang berbeda yang kita mau doakan. Misalnya pada peristiwa I kita persembahkan diri kita sendiri, pada Peristiwa ke-2, setelah Bapa Kami, kita bisa gantikan kata ‘myself’ dengan ‘My family; ke-3, kita ganti dengan kata, ‘My friends’ dan seterusnya.